Kamis, 29 Maret 2012

Makalah Kapita Selekta Islam


Kebijakan Pemerintah Kolonial Jepang Dalam Pendidikan Islam di Indonesia
A.                Kebijakan Pemerintah Kolonial Jepang dalam bidang Pendidikan Islam
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik.[1]
Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1.                  Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda;
2.                  Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain:
a.                   Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari.
b.                  Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang;
c.                   Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin.
d.                  Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
e.                   Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan
f.                   Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU.[2] Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a.                   Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
b.                  Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
c.                   Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
d.                  Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawalinya dengan menawarkan konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka. Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Sekalipun patut dicatat bahwa pada menjelang akhir masa pendudukannya, ada indikasi kuat Jepang untuk menerapkan sistem Nipponize kembali, yakni dengan dikerahkannya Sendenbu (propagator Jepang) untuk menanamkan ideologi yang diharapkan dapat menghancurkan ideologi Indonesia Raya.
Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
a.                   Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu (kemakmuran bersama asia raya) dengan semboyan asaia untuk asia;
b.                  Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
c.                   Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
d.                  Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
e.                   Olaharaga dan nyanyian Jepang.

B.                 Latar Belakang dan Tujuan Kebijakan Pemerintah Kolonial Jepang dalam bidang Pendidikan Islam
Dengan semboyan Asia untuk bangsa Asia, Jepang menguasai daerah yang berpenduduk lebih dari 400 juta jiwa, yang antara lain menghasilkan 50% produksi karet dan 70% produksi timah dunia, Indonesia yang kaya akan sumber bahan mentah merupakan sasaran yang perlu dibina dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan perang Jepang. Itulah sebabnya, Jepang menyerbu Indonesia, karena tanah air Indonesia merupakan sumber bahan-bahan mentah dan tenaga manusia yang kaya raya sangat besar artinya bagi kelangsungan perang Pasifik.
Hal ini sesuai pula dengan cita-cita politik ekspansinya. Tujuan pendidikan pada zaman Jepang tidaklah hanya memenangkan peperangan. Secara konkret tujuan yang ingin dicapai Jepang adalah menyediakan tenaga cuma-cuma (rumosha) dan prajurit-prajurit yang membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu, para pelajar diharuskan mengikuti latihan fisik, kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Pada akhir zaman Jepang tampak tanda-tanda tujuan menjepangkan anak-anak Indonesia. Maka dikerahkan barisan propaganda Jepang yang terkenal dengan nama sedenbu, untuk menanamkan ideologi baru, untuk menghancurkan ideologi Indonesia Raya.
Untuk menyebarluaskan ideologi dan semangat Jepang, para guru digembleng secara khusus oleh pemimpin-pemimpin Jepang, selama tiga bulan di Jakarta. Mereka diwajibkan meneruskan materi yang telah diterima itu kepada teman-temannya. Untuk menanamkan semangat Jepang, murid-murid diajarkan bahasa Jepang, nyanyian-nyanyian semangat kemiliteran.[3]
Tentang sikap penjajah Jepang terhadap pendidikan Islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak pendidikan Islam lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Masalahnya, Jepang tidak begitu menghiraukan kepentingan agama, yang penting bagi mereka adalah demi keperluan memenangkan perang, dan kalau perlu pemuka agama lebih diberikan keleluasan dalam mengembangkan pendidikannya. Berlainan dengan kolonial Belanda, disamping bertindak sebagai kaum penjajah, tetapi ada misi lain yang tidak kalah penting yang mereka emban yaitu misi agama Kristen, dan untuk ini tentu saja agama Islam yang menjadi mayoritas penduduk pribumi sekaligus sebagai penentang pertama kehadirannya, harus ditekan dengan berbagai cara, dan kalau perlu dilenyapkan sama sekali.[4]
Disini beberapa tujuan pendidikan islam ketika zaman penjajahan jepang antara lain:
a.                   azaz tujuan muhamadiyah: mewujudkan masyarakat islam yang sebenarnya dan azaz perjuangan dakwah islamiyyah dan amar ma’ruf nahi Munkar
b.                  INS(Indonesische Nadelanshe School) dipelopori oleh Muhammad syafi’i (1899-1969) bertjan mendidik anak untuk berpikir rasional, mendidik anak agar bekerja sungguh-sungguh, membentuk manusia yang berwatak dan menanam persatuan.
c.                   Tujuan Nahdlatul Ulama’, sebelum menjadi partai politik memgang teguh mahzab empat, disamping mejadi kemaslahatan umat islam itu sendiri.
Jadi, pada hakikatnya tujuan pendidikan islam yang pertama adalah menanamkan rasa keislaman yang benar guna kepentingan dunia dan Akhirat, dan yang kedua membelah bangsa dan tanah air untuk memdapatkan kemerdekaan bangsa itu sendiri ataupun kemerdekaan secara manusiawi.[5]

C.                Permasalahan dan Untung Ruginya Bagi Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Pada masa pendudukan Jepang, ada satu hal istimewa dalam pendidikan sebagaimana telah dikemukakan, yaitu sekolah-sekolah telah diseragamkan dan dinegerikan meskipun sekolah-sekolah swasta lain, seperti Muhammadiyah, Taman Siswa dan lain-lain diizinkan terus berkembang dengan pengaturan dan diselenggarakan oleh pendudukan Jepang.
Sementara itu khususnya pada awal-awalnya, madrasah dibangun dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh Jepang. Walaupun lebih bersifat politis belaka, kesempatan ini tidak disia-siakan begitu saja dan umat Islam Indonesia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Ini tampak di Sumatera dengan berdirinya madrasah Awaliyahnya, yang diilhami oleh Majelis Islam Tinggi.
Hampir seluruh pelosok pedesaan terdapat madrasah Awaliyah yang dikunjungi banyak anak-anak laki-laki dan perempuan. Madrasah Awaliyah ini diadakan pada sore hari dengan waktu kurang satu setengah jam. Materi yang diajarkan ialah membaca Alquran, ibadah, akhlak dan keimanan sebagai pelatihan pelajaran agama yang dilakukan di sekolah rakyat pagi hari.
Oleh karena itu, meskipun dunia pendidikan secara umum terbengkalai, karena murid-muridnya setiap harinya hanya disuruh gerak badan, baris berbaris, bekerja bakti (romusha), bernyanyi dan sebagainya, madrasah-madrasah yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren bebas dari pengawasan langsung pemerintah pendudukan Jepang. Pendidikan dalam pondok pesantren dapat berjalan dengan wajar.[6]
Kepercayaan jepang ini dimanfaatkan juga oleh umat islam untuk bagkit memberontak melawan jepang sendiri. Pada tanggal 8 juli 1945 berdirilah sekolah tinggi islam di Jakarta. Kalau ditinjau dari segi pendidikan zaman jepang umat islam mempunya kesempatan yang banyak untuk memajukan pendidikan islam, sehingga tanpa disadari oleh jepang sendiri bahwa umat islam sudah cukup mempunyai potensi untuk maju dalam bidang pendidikan ataupun perlawanan kepada penjajah.




BAB III
PENUTUP
1.                  Kesimpulan
Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1)      Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda;
2)      Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Kepercayaan jepang ini dimanfaatkan juga oleh umat islam untuk bagkit memberontak melawan jepang sendiri. Pada tanggal 8 juli 1945 berdirilah sekolah tinggi islam di Jakarta. Kalau ditinjau dari segi pendidikan zaman jepang umat islam mempunya kesempatan yang banyak untuk memajukan pendidikan islam, sehingga tanpa disadari oleh jepang sendiri bahwa umat islam sudah cukup mempunyai potensi untuk maju dalam bidang pendidikan ataupun perlawanan kepada penjajah.
2.            Kritik dan Saran
Setelah kita mempelajari pembahasan diatas maka kita dapat mengetahui sejarah pendidikan Islam pada masa penjajahan Jepang, alangkah baiknya kita bukan hanya sengetahui sejarah saja akan tetapi kita harus bisa mengaplikasikanya ke zaman sekarang dan zaman yang akan datang.








Daftar Pustaka
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001)
Mudyaharjo,Redja, pengantar pendidikan (jakarta : PT Grafindo Persada, 2001 )
Mustafa, Ally, Abdullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998)
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
http://anshori-pecintagadis.blogspot.com/2009/04/pendidikan-islam-zaman-penjajahan.html


[1] Redja mudyaharjo, pengantar pendidikan (jakarta : PT Grafindo Persada, 2001 ), hlm.267
[2] Suwendi, sejarah dan pemikiran pendidikan islam (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2004), hlm.87
[3] H. A. Mustafa dan Abdullah Ally, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm.103-105
[4] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.64-65
[5] http://anshori-pecintagadis.blogspot.com/2009/04/pendidikan-islam-zaman-penjajahan.html
[6] H. A. Mustafa dan Abdullah Ally, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm.110

Minggu, 26 Februari 2012

The Miracle of Tahajud


The First Habit of doing Tahajjud Prayer exactly begun while before                        coming The Prophethood of  Our Prophet Muhammad saw. and at that time he was restless and worried. As a pious and brightly hearted, a middle aged man had felt how the decline of moral life in Mecca at the time.
Slavery, Robbery, Violation, Oppression of woman and all other vices made life unpleasant. “What should I do? what exactly I must do?” those are questions arised from Rasulullah’s mind.
Thus, in one night and in one place namely Hiro’ Cave, Muhammad aloned and contemplated all of incident which it has been befallen him and his Homeland in Mecca. From the midnight until the morning came, Muhammad saw. felt really deep sadness and letted on what was going on with his creator and his place of birth.
And then, Allah sent the angel Jibril to accompanied him and taught some ayat of surah Al-Alaq. Surely, all af Moslem in the world have known that event as the first revelation of Holy Qur’an. Then on subsequent night, he often did his solitary activity as the daily activity that essentially he wanted to say that he was only human being, and nothing he could do except because of helps from Allah swt.
The Solitary activities are named by Night Praying today and then usually done by the Prophet followers when experiencing various problems that they feel hard and heavy to bear.
But today, since the habit of tahajjud prayer appeared until the last decade, nobody knows eventhough the Moslems about what exactly will happen when they do pray tahajjud. Indeed, many scholars said that praying can repair morals. But, how does all this take place? This prompted Prof. Sholeh doing research on Tahajjud Prayer. The man of Lirboyo Boarding School graduated, Kediri in the year of 2000, researching about 51 Students of Senior High School Luqman Hakim in Hidayatullah Boarding School, Surabaya.
In the Study conducted by The Faculty of Tarbiyah Lecturer and Professor of the graduate program of the state Islamic institute (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Mohammad Sholeh, Drs., M.Pd., had proved that Tahajjud Prayer which it run with a precise movements, routine, and of course with sincerity can boost the immune body system.
Prof. Sholeh said that the research had done in the year of 2000 during one semester in order to completed his doctoral studies in The University of Airlangga, Surabaya. “so, this is for a dissertation”, explained the father of two children.
 Sholeh selected a dissertation under the title “The Influence of Tahajjud Prayer Against Increasing The Resilience Body Changes in Immunologic Response: An approach Psychoneuroimmunology.”
“I ask them all to pray Tahajjud for two whole months every day.” Explained the man who completed S2 in the field of Counseling Pshychology in IKIP Malang. It taked by a number of praying is not too much and not too little, 2 rakaat salam for 4 times and 3 or 1 rakaat of witir (a total is 8 rakaat), they should run it at 2:00 until 3:00. Of course not all will be success, from 51 student was researched, they will be sorted again.
Turn of 51 student, 23 people could only survive doing Tahajjud Prayer for a month, along with the others who did not qualify for reasons such as praying was not  completed until two months although it can exceed a month or less than a month. Drinking kortikisteroid medication, doing another job besides tahajjud that affecting body system such as Adz-dzikr. All 23 student was used as one group.
Finaly, only 19 students ware able to survive Tahajjud Prayer for two month/. So there were two groups. Those who made it until two months without the additional of another activities and those who didn’t made it. And the nineteenth students, according Sholeh have fundamentally changed which it changes their Immune Body.
So now, when people talk that tahajjud prayer can improve one’s moral level, there is another reason that can be raised with a lot of senses. In the right praying, doing by sincere and resigned and routine, it will make a person healty physically and psychologically. Peace of heart, mind, soul, and tranquility will be the basic of the status of those who pray diligently. People can think logically, maturely, and actually makes sense. People become aware of themselves and not arbitrarily.
In additional, all of illness would be reluctant to stop and suffer to the body of those who pray tahajjud diligently, because of his Immune Body System increased rapidly.
So, it’s a fact and we can say that tahajjud prayer is so important for us, because there are many benefits for us as it has been described in Holly Al-Qur’an, surah Al-Israa verse 79, and the research is one of benefits that we have known it. Sometimes we always underestimate about something which it has extraordinary benefits than we imagine before, besides Allah will never order us to do something except it is usefull and important for every body.

Logo TPA HANIFA


Logo FK2i


Pidato Maulid Nabi Muhammad SAW


Assalammu’alaikum wr.wb.
Rabbisrahlishadri wayasirli amri wahlul uqdatammilisani yafqahu qauli.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji kita panjatkan kepada Allah rabb semesta alam.
Shalawat dan salam ke atas nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Yang Saya hormati para alim ulama, pimpinan TPA Hanifa, para guru dan seluruh hadirin yang berbahagia.. 
Saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada “Saya” untuk menyampaikan sedikit informasi yang Saya ketahui, mengenai akhlaq Nabi Muhammad SAW, dengan niat dan harapan agar kita lebih mengenal nabi kita, nabi Muhammad SAW, dalam rangka memperingati Maulid Nabi kali ini.
agar kita lebih menyayanginya, dan
agar kita lebih mencintainya. Sebab, ada peribahasa yang berkata:
“Tak kenal maka tak sayang,
tak sayang maka tak cinta.”

Hadirin dan Teman-teman yang berbahagia…
Agar kita mencintai nabi Muhammad SAW, maka kita wajib mengenalnya, lalu, bagaimana cara kita mengenalnya?
Jawabannya,
kita bisa mengenalnya dengan cara banyak membaca, yang pertama kita baca yaitu AlQuran, karena di dalamnya banyak kisah para nabi dan bahkan Akhlaq nabi kita adalah Al-Quran. Karena Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi berkata: khuluquhu al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad SAW adalah  Al-Qur’an). Siti Aisyah r.a ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan.
Setelah mengenal nabi dari Al-Qur’an. kemudian kita mengenalnya dengan membaca Al-Hadits dan buku-buku mengenal sejarah nabi.
Hadirin yang berbahagia
Allah SWT berfirman pada surah al-Qolam ayat 4 yang artinya:”Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”


Dan Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Malik, Ahmad dan Baihaqi).

Dalam diri Nabi terkumpul akhlaq yang mulia dan sifat-sifat utama yaitu santunrendah hatilemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari kekurangan orang lain, sabar, tidak sombong, dantidak suka pujian.

Teman-teman dan Hadirin yang disayangi Allah,
Nabi kita juga ahli dalam memimpin karena sejak kecil sudah terlatih menjadi pemimpin, yaitu dengan cara menggembalakan kambing yang banyak dan berwirausaha/berdagang sampai ke luar negeri, sehingga beliau mempunyai sifat tidak pernah berputus asa dalam berusaha. Oleh sebab itu Nabi dengan Akhlak yang mulianya adalah contoh teladan bagi seluruh umat manusia.

Maka dari itu, Saya mengajak teman teman agar banyak membaca AlQuran, AL-Hadits dan buku sejarah dan cerita para nabi, seru deh. betul apa nggak teman-teman?.

Hadirin yang berbahagia
Sebagai penutup, Marilah kita saling mendoakan, semoga kita bisa meniru akhlak nabi dengan cara lebih mengenalnya dan rajin bershalawat kepada nabi.

Cukup sekian dulu ya teman-teman….
Sebelumya Saya ada pantun buat temen semuanya
Pergi piknik ke pantai Ayah
Bawa apel jangan sampe jatuh
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalaamualaikum wr.wb




Jumat, 24 Februari 2012

"Your Love Is A Lie" Lyrics

I fall asleep by the telephone
It's 2 O'clock and I'm waiting up alone
Tell me where have you been?
I found a note with another name
You blow a kiss, but it just don't feel the same
Cause I can feel that you're gone

I can't bite my tongue forever
While you try to play it cool
You can hide behind your stories
But don't take me for a fool

You can tell me that there's nobody else
(But I feel it)
You can tell me that you're home by yourself
(But I see it)
You can look into my eyes and pretend all you want
But I know
Your love is just a lie
(Lie)
It's nothing but a lie
(Lie)

You look so innocent
But the guilt in your voice gives you away
Yeah you know what I mean
How does it feel when you kiss when you know that i trust you
And do you think about me when he fucks you?
Could you be more obscene?

So don't try to say you're sorry
Or try to make it right
Don't waste your breath because it's too late, it's too late.

You can tell me that there's nobody else
(But I feel it)
You can tell me that you're home by yourself
(But I see it)
You can look into my eyes and pretend all you want
But I know, I know,
Your love is just a lie
(Lie)
It's nothing but a lie
(Lie)
You're nothing but a lie

You can tell me that there's nobody else
(But I feel it)
You can tell me that you're home by yourself
(But I see it)
You can look into my eyes and pretend all you want
But I know, I know
Your love is just a lie
(Lie)
I know you're nothing but a lie
(Lie)
Lie
(Lie)
Lie
You're nothing but a lie
Lie

Your love is just a lie